https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/issue/feedVerbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili2025-08-07T16:57:55+07:00Redaksijurnal@sttrii.ac.idOpen Journal Systems<p>Verbum Christi merupakan jurnal ilmiah yang menerbitkan berbagai temuan penelitian dari eksplorasi teologi. Di tengah keragaman atas penggalian tersebut, VC menitikberatkan pada kekayaan tradisi Reformed yang merujuk pada fondasi teologi yang dibangun oleh para reformator gereja pada abad ke-16. Berakar dari fondasi inilah, studi biblikal, sistematik, historis, apologetika, filosofis, etika, dan praktika dikembangkan sebagai sarana menghidupi Injil secara kontekstual. Dengan demikian, isu-isu mutakhir yang diterbitkan tidak hanya dapat diakses oleh para peneliti maupun teolog melainkan jemaat umum.</p>https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/300Dewan Penyunting & Daftar Isi2025-08-07T16:56:06+07:00Sharon Budihardjoeren.sharon@gmail.com2025-08-07T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injilihttps://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/301Biodata Penulis dan Daftar Mitra Bestari2025-08-07T16:57:55+07:00Sharon Budihardjoeren.sharon@gmail.com2025-08-07T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injilihttps://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/298Menjadi Pembawa Damai2025-07-30T14:52:40+07:00Surya Harefasurya.h.h@gmail.com<p>Konsep damai di Alkitab sangat dipengaruhi visi yang terkandung di dalam istilah Ibrani <em>shalom</em>. Frasa ini memiliki arti yang lebih dari sekadar gencatan senjata atau tidak adanya perang atau konflik. <em>Shalom</em> merujuk kepada kondisi yang sejahtera dan berada dalam hubungan yang harmonis dengan Allah, sesama manusia, dan ciptaan lain. Kejatuhan ke dalam dosa telah membuat umat manusia kehilangan <em>shalom</em>. Namun, Kristus mengerjakan karya penebusan yang memulihkan <em>shalom</em> dalam kehidupan manusia.</p>2025-08-07T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injilihttps://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/262Katekismus Heidelberg dan Yohanes Calvin2025-01-20T11:00:51+07:00Billy Kristantobkrstn@gmail.com<p>Studi pasca-Reformasi dapat didorong untuk menyelidiki sejauh mana teologi yang berkembang belakangan ini tetap setia pada ajaran para Reformator. Bahwa pada zaman berikutnya terjadi perkembangan teologi dibandingkan zaman sebelumnya, adalah sesuatu yang lumrah dan wajar. Pertanyaannya, apakah perkembangan ini merupakan perubahan yang substansial atau tidak? Artikel ini menyoroti perbedaan profil teologis antara Calvin dan Katekismus Heidelberg. Terdapat kontinuitas dari Calvin kepada Katekismus Heidelberg dalam beberapa aspek, sementara diskontinuitas juga ditemui pada perkembangan teologi yang nonsubstansial.</p>2025-04-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injilihttps://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/270<i>Anamnesis</i>2025-03-24T11:45:49+07:00Jeconiah Lunardijeconiahlunardi@gmail.com<p>Penelitian ini menganalisis konsep <em>anamnesis</em> dalam Perjamuan Kudus berdasarkan pandangan John Calvin dari tradisi Reformed dan Alexander Schmemann dari tradisi Ortodox Timur Rusia. Keduanya sepakat bahwa <em>anamnesis</em> bukan sekadar peringatan kognitif, tetapi keterlibatan Allah Tritunggal yang memperkaya persekutuan umat dengan Kristus. Namun, perbedaan muncul dalam pemaknaan <em>telos</em>, ekspresi kasih Kristus, dan cakupan <em>anamnesis</em>. Menurut Schmemann, cakupan tersebut menekankan manifestasi Kerajaan Allah dalam liturgi, sementara Calvin lebih fokus pada pembenaran dan pengudusan umat. Studi ini berkontribusi pada dialog oikumenis dengan menawarkan sintesis yang menghargai kedua tradisi tanpa mengorbankan integritas teologinya. Dengan demikian, penelitian ini memperkaya pemahaman <em>anamnesis</em> sebagai realitas teologis yang menghadirkan karya keselamatan Allah dalam Perjamuan Kudus serta mengarahkan umat kepada penggenapan eskatologis.</p>2025-04-30T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injilihttps://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/263Interaksi Intelektual dan Kehendak dalam Pandangan John Calvin2025-04-23T12:04:26+07:00Yohanes Hasiholan Tampubolonjotampubolon@ymail.com<p>Artikel ini mengeksplorasi interaksi antara intelektual dan kehendak dalam pendidikan menurut pemikiran John Calvin, serta relevansinya dengan pendidikan kritis Paulo Freire. Calvin menekankan pentingnya keseimbangan antara intelektual dan kehendak dalam pencarian kebenaran. Penekanan tersebut sejalan dengan prinsip Freire yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan reflektif. Proses kontemplasi dalam pemikiran Calvin—yang memungkinkan individu merenungkan pengetahuan untuk memengaruhi kehendak—mencerminkan pendekatan reflektif yang diusung Freire dalam pendidikan kritis. Selain itu, keduanya menekankan kebebasan dalam pengambilan keputusan dan individu harus bertindak berdasarkan pengetahuan yang benar dan nilai-nilai moral. Pemikiran Calvin juga menyoroti pentingnya transformasi sosial, sejalan dengan visi Freire untuk menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki komitmen moral untuk memperbaiki masyarakat. Dengan menggunakan metode analisis dokumen, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Calvin dan Freire saling melengkapi dalam membentuk kerangka pendidikan yang kritis dan berorientasi pada perubahan sosial.</p>2025-06-23T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injilihttps://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/289Peneladanan Allah2025-07-08T13:08:27+07:00Novanchenlongjie@gmail.com<p>Tulisan ini berusaha membandingkan perbedaan dan kesamaan antara Herman Bavinck dan Mazmur 1 terkait konsep peneladanan Allah dalam aspek gambar Allah, peneladanan Kristus/Allah, dan implikasinya dalam kehidupan di dunia ini. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan pendekatan kualitatif-komparatif. Dapat disimpulkan bahwa Herman Bavinck dan Mazmur 1 keduanya menegaskan bahwa gambar dan peneladanan Allah esensial bagi transformasi etis dan pertumbuhan rohani, meskipun mereka mendekati hal ini dari landasan teologis dan mode penerapan yang berbeda. Bavinck, melalui lensa Kristosentris dan Reformed, menekankan bahwa gambar Allah, meskipun rusak oleh dosa, dipulihkan dalam persatuan dengan Kristus, yang mengarah pada kehidupan ketaatan, pengorbanan diri, dan kebajikan. Mazmur 1, di sisi lain, menyajikan peniruan melalui meditasi Taurat, yang menumbuhkan kehidupan yang adil dan berbuah, ditandai oleh keadilan dan kesetiaan perjanjian. Meskipun Bavinck berfokus pada Kristus sebagai model pemulihan, Mazmur 1 menonjolkan kekuatan pembentukan Kitab Suci. Keduanya sepakat bahwa peniruan sejati Allah membawa pembaruan batin dan transformasi luar yang dibentuk oleh bimbingan ilahi.</p>2025-07-18T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injilihttps://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/287Ditinggalkan tapi Tidak Sendirian2025-06-24T14:21:34+07:00Samuel Suryawinatasamuel.suryawinata@sttaa.ac.id<p>Kehilangan orang tua merupakan salah satu pengalaman paling menyakitkan dalam kehidupan seseorang. Dampaknya dapat memunculkan pertanyaan eksistensial yang mendalam: “Bagaimana saya menjalani hidup tanpa mereka?”. Untuk menjawab pertanyaan ini, maka artikel ini berusaha menafsirkan Mazmur 27:10 melalui pendekatan kritik puitis-afeksi, dengan menelusuri ratapan, emosi, pengenalan terhadap Allah, serta dinamika perubahan suasana hati pemazmur. Dengan menggali teks Mazmur 27 secara mendalam, ditemukan bahwa pengalaman ditinggalkan oleh orang tua tidak membawa pemazmur pada kesendirian, melainkan pada pengenalan yang lebih dalam terhadap Tuhan sebagai terang, keselamatan, dan benteng hidup. Penelitian ini juga menawarkan perspektif baru terhadap Mazmur 27, yaitu sebagai refleksi kesehatan mental dan emosional atas kehilangan dan kesendirian, sekaligus sebagai sumber penghiburan dan kekuatan bagi mereka yang ditinggalkan orang tuanya. Dalam kesendiriannya, pemazmur tidak menemukan kehampaan, tetapi justru menemukan Tuhan yang menyambutnya sebagai anak.</p>2025-08-07T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili