Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC <p>Verbum Christi merupakan jurnal ilmiah yang menerbitkan berbagai temuan penelitian dari eksplorasi teologi. Di tengah keragaman atas penggalian tersebut, VC menitikberatkan pada kekayaan tradisi Reformed yang merujuk pada fondasi teologi yang dibangun oleh para reformator gereja pada abad ke-16. Berakar dari fondasi inilah, studi biblikal, sistematik, historis, apologetika, filosofis, etika, dan praktika dikembangkan sebagai sarana menghidupi Injil secara kontekstual. Dengan demikian, isu-isu mutakhir yang diterbitkan tidak hanya dapat diakses oleh para peneliti maupun teolog melainkan jemaat umum.</p> STT Reformed Injili Internasional id-ID Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili 2355-6374 hak dipegang jurnal dengan sepengetahuan penulis. Dewan Penyunting & Daftar Isi https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/265 Sharon Budihardjo Hak Cipta (c) 2024 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-01-16 2025-01-16 11 2 Biografi Penulis, Para Mitra Bestari, Panduan Penulis https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/267 Sharon Budihardjo Hak Cipta (c) 2024 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-01-16 2025-01-16 11 2 Perspektif Pemimpin Guru Informal tentang Pendidikan Toleransi https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/239 <p>Studi ini bertujuan untuk mengkritik kelemahan dari konsep toleransi pendidikan dan menganalisis komponen dan konsep toleransi salib Yohanes Calvin yang digunakan untuk menguatkan dan melengkapi perspektif guru sebagai pemimpin informal tentang pendidikan toleransi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analisis konten (<em>content analysis</em>). Hasil studi saat ini menemukan empat tema utama yang meliputi definisi konseptual toleransi, dimensi toleransi, kebajikan toleransi, dan batasan toleransi. Toleransi salib mengajarkan kepada guru sebagai pemimpin informal bahwa kesabaran tidak akan berakar dalam diri umat manusia jika tidak ada rasa duka yang mendalam atas kejahatan dan ketidakadilan yang harus ditanggung (prasyarat bagi toleransi); doktrin dan penyembahan kepada Allah harus dipertahankan dengan tepat untuk melindungi toleransi; dan ketaatan kepada Allah merupakan ibu dan penjaga dari semua kebajikan (termasuk pendidikan toleransi). Dengan demikian, guru sebagai pemimpin informal di sekolah tidak boleh menoleransi pencemaran terhadap keadilan ilahi dan keadilan sejati dalam kerangka berpikir kebajikan yang lebih luas dan fundamental.</p> Zummy Anselmus Dami Indyah Novi Styorini Hak Cipta (c) 2024 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-10-16 2024-10-16 11 2 87 117 10.51688/VC11.2.2024.art1 Teknik Penerjemahan Kejadian 1-2 dalam Alkitab Terjemahan Baru Indonesia Edisi Kedua https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/243 <p>Penerjemahan Alkitab Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani-Aram ke bahasa lain selalu menimbulkan persoalan tekstual. Permasalahannya, dalam konteks Alkitab bahasa Indonesia, persoalan tersebut belum mendapat perhatian yang cukup dan akademis. Dengan terbitnya Alkitab Terjemahan Baru edisi kedua pada tahun 2023, tulisan ini akan meninjau teknik penerjemahan TB2 dari sampel Kejadian 1-2 menggunakan metode kritik teks. Teks Terjemahan Baru edisi pertama (TB) akan dibandingkan juga bersama dengan teks Masoret (MT), serta Septuaginta (LXX). Hasilnya, (1) penerjemahan TB2 menunjukkan kesinambungan padanan kata dengan MT, (2) TB2 menerjemahkan MT secara literal, dan (3) sejauh ayat tidak bermasalah, TB2 lebih mencerminkan MT sebagai Vorlage. Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat menyumbang masukan terhadap teknik penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Indonesia di masa yang akan datang.</p> Steven Hak Cipta (c) 2024 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-10-16 2024-10-16 11 2 119 141 10.51688/VC11.2.2024.art2 Pengudusan Gereja https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/247 <p>Artikel ini hendak menyajikan gagasan tentang cara melihat atribut gereja yang kudus. Tujuan tersebut dilatarbelakangi adanya kesalahpahaman mengenai kekudusan gereja yang berkait dengan keberadaan gereja di dalam dunia. Keberadaan tersebut memunculkan anggapan bahwa gereja memiliki keberdosaan dan kelemahan. Pandangan ini dapat membuat atribut kekudusan gereja menjadi samar. Dalam rangka menjawab latar belakang persoalan, penulisan ini menggunakan metode analisis isi telaah literatur. Penulis menemukan bahwa atribut gereja yang kudus tidak dapat dibenturkan dengan realitas gereja yang mengembara di dunia dengan kelemahan dan dosa yang dilakukan umat-Nya. Dimensi-dimensi eklesiologis dapat membantu untuk menyingkapkan cara memandang kekudusan gereja. Atribut gereja yang kudus tetaplah kudus karena terkait dengan tindakan Allah yang menguduskan gereja-Nya.</p> Pranazabdian Waskito Hak Cipta (c) 2024 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-11-26 2024-11-26 11 2 143 157 10.51688/VC11.2.2024.art3 “Menikah atau Tidak Menikah, itulah Pertanyaannya!” https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/248 <p>Artikel ini mengeksplorasi cara pandang masyarakat, khususnya di kalangan umat Kristen, mengenai konsep pernikahan yang kini semakin terpinggirkan karena prioritas pada pendidikan dan karier. Kondisi ini memunculkan kriteria dan ekspektasi yang semakin kompleks terhadap pasangan potensial sehingga pribadi diperlakukan sebagai objek konsumtif dan dinilai berdasarkan standar eksternal, seperti status ekonomi dan pendidikan. Padahal, individu dapat memahami kepribadiannya secara teologis dan utuh melalui interaksi yang mendalam, relasi yang bermakna, dan sikap saling memberi dalam hubungan antarpribadi, seperti yang terjadi dalam pernikahan. Keunikan pribadi juga terwujud ketika seseorang berelasi dengan pribadi yang lain. Berdasarkan refleksi teologis tentang konsep pribadi (<em>personhood</em>) dan pernikahan, artikel ini menekankan pentingnya pernikahan sebagai panggilan hidup yang tidak seharusnya menjadi pilihan sekunder setelah pencapaian karier dan pendidikan. Artikel ini menyimpulkan bahwa gereja perlu berperan aktif menanggapi pemahaman teologis mengenai pernikahan dan tidak abai terhadap isu hidup melajang.</p> Doni Herwanto Harianja Hak Cipta (c) 2024 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-12-20 2024-12-20 11 2 159 177 10.51688/VC11.2.2024.art4 Doktrin Baptisan Roh Kudus Martyn Lloyd-Jones Berdasarkan Sudut Pandang Teologi Reformed https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/251 <p>Doktrin baptisan Roh Kudus masih menjadi pokok perdebatan teologis yang belum mencapai konsensus di antara para sarjana di dalam tradisi gereja. Perbedaan ini tidak hanya terdapat pada lintas tradisi gereja, tetapi juga di dalam teologi Reformed itu sendiri sebagaimana dalam pandangan Martyn Lloyd-Jones. Artikel ini berupaya mengkaji dan mengevaluasi aspek-aspek utama pemikiran Lloyd-Jones dengan menggunakan pandangan Reformed sebagai kerangka utama. Analisis ini menemukan ambiguitas pemahaman Lloyd-Jones tentang baptisan dengan Roh Kudus. Walaupun terdapat perbedaan, pandangan Lloyd-Jones tetap merupakan bagian dari pandangan Reformed yang lebih luas.</p> Yohanis Runggang Hendry Ongkowidjojo Hak Cipta (c) 2024 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2025-01-13 2025-01-13 11 2 179 207 10.51688/VC11.2.2024.art5 Isu-isu Terkini dalam Teologi Reformed Injili https://verbum.sttrii.ac.id/index.php/VC/article/view/255 <p>Teologi Reformed dengan tepat diambil tidak hanya dari pernyataan-pernyataan Alkitab, tetapi juga “apa yang benar-benar dapat dibuktikan” dari pernyataan-pernyataan tersebut. Namun bagaimana status bukti (atau konsekuensi logis) dari Kitab Suci? Lalu, berapa banyak “konsekuensi” yang dapat kita ambil di luar Kitab Suci sebelum menjadi spekulatif dan tidak lagi “baik” atau “perlu”? Teologi Reformed Injili perlu mengeksplorasi pemahaman dan formulasi yang lebih jelas tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan “konsekuensi yang baik dan perlu” dari Kitab Suci.</p> Martin Foord Hak Cipta (c) 2024 Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-10-16 2024-10-16 11 2 83 86 10.51688/VC11.2.2024.editorial