Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Artikel
Diterbitkan: 2017-09-06

THE RELATIONSHIP BETWEEN CHRISTIANITY AND SCIENCE: A BRIEF HISTORICAL STUDY ON DARWINISM AND THE DUTCH NEO-CALVINIST THEOLOGIANS

Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Internasional
Abraham Kuyper Herman Bavinck Valentine Hepp Neo-Calvinisme Belanda evolusi Darwinisme teistik evolusi penciptaan yang ber-evolusi

Abstrak

Kesimpulan filsuf Ilse N. Bulhof bahwa Darwinisme diterima dengan mudah di Belanda dengan perlawanan datang
hanya dari kalangan agama perlu diperjelas lebih lanjut. Nyatanya,
perlawanan terhadap Darwinisme juga datang dari golongan akademik dan tidak semua kalangan agama menolak Darwinisme. Tanpa keberatan kaum liberal modernis menerima Darwinisme. Dua tokoh penting dari gerakan neo-Calvinisme di Belanda, Abraham Kuyper dan Herman Bavinck, juga menerima evolusi sebagai suatu
fakta walaupun mereka menolak paham Darwinisme. Kesimpulan
Bulhof di atas tidak seharunya dimengerti sebagai pertentangan
antara iman dan ilmu. Perlawanan yang sesungguhnya bukan perlawanan antara iman dan ilmu, tapi antara dua macam worldviews
yang saling bertolak belakang. Inilah yang menyebabkan tidak semua
ilmuwan juga menerima Darwinisme. Menarik untuk diamati bahwa
generasi kedua dari gerakan neo-Calvinisme di Belanda (misalnya,
Valentine Hepp) menolak semua bentuk evolusi. Beberapa alasan
yang mencoba untuk menjelaskan diskontinuitas antara kedua
generasi neo-Calvinisme ini juga akan diberikan di dalam tulisan ini.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Cara Mengutip

Tong, D. (2017). THE RELATIONSHIP BETWEEN CHRISTIANITY AND SCIENCE: A BRIEF HISTORICAL STUDY ON DARWINISM AND THE DUTCH NEO-CALVINIST THEOLOGIANS. Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili, 1(2), 294–339. https://doi.org/10.51688/vc1.2.2014.art4