THE RELATIONSHIP BETWEEN CHRISTIANITY AND SCIENCE

A BRIEF HISTORICAL STUDY ON DARWINISM AND THE DUTCH NEO-CALVINIST THEOLOGIANS

Penulis

  • Dr. David Tong Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Internasional

DOI:

https://doi.org/10.51688/vc1.2.2014.art4

Kata Kunci:

Abraham Kuyper, Herman Bavinck, Valentine Hepp, Neo-Calvinisme Belanda, evolusi, Darwinisme, teistik evolusi, penciptaan yang ber-evolusi

Abstrak

Kesimpulan filsuf Ilse N. Bulhof bahwa Darwinisme diterima dengan mudah di Belanda dengan perlawanan datang
hanya dari kalangan agama perlu diperjelas lebih lanjut. Nyatanya,
perlawanan terhadap Darwinisme juga datang dari golongan akademik dan tidak semua kalangan agama menolak Darwinisme. Tanpa keberatan kaum liberal modernis menerima Darwinisme. Dua tokoh penting dari gerakan neo-Calvinisme di Belanda, Abraham Kuyper dan Herman Bavinck, juga menerima evolusi sebagai suatu
fakta walaupun mereka menolak paham Darwinisme. Kesimpulan
Bulhof di atas tidak seharunya dimengerti sebagai pertentangan
antara iman dan ilmu. Perlawanan yang sesungguhnya bukan perlawanan antara iman dan ilmu, tapi antara dua macam worldviews
yang saling bertolak belakang. Inilah yang menyebabkan tidak semua
ilmuwan juga menerima Darwinisme. Menarik untuk diamati bahwa
generasi kedua dari gerakan neo-Calvinisme di Belanda (misalnya,
Valentine Hepp) menolak semua bentuk evolusi. Beberapa alasan
yang mencoba untuk menjelaskan diskontinuitas antara kedua
generasi neo-Calvinisme ini juga akan diberikan di dalam tulisan ini.

Statistik

Data terunduh belum tersedia.

Diterbitkan

2017-09-06

Cara Mengutip

Tong, D. (2017). THE RELATIONSHIP BETWEEN CHRISTIANITY AND SCIENCE: A BRIEF HISTORICAL STUDY ON DARWINISM AND THE DUTCH NEO-CALVINIST THEOLOGIANS. Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili, 1(2), 294–339. https://doi.org/10.51688/vc1.2.2014.art4

Terbitan

Bagian

Artikel