THE RELATIONSHIP BETWEEN CHRISTIANITY AND SCIENCE
A BRIEF HISTORICAL STUDY ON DARWINISM AND THE DUTCH NEO-CALVINIST THEOLOGIANS
DOI:
https://doi.org/10.51688/vc1.2.2014.art4Kata Kunci:
Abraham Kuyper, Herman Bavinck, Valentine Hepp, Neo-Calvinisme Belanda, evolusi, Darwinisme, teistik evolusi, penciptaan yang ber-evolusiAbstrak
Kesimpulan filsuf Ilse N. Bulhof bahwa Darwinisme diterima dengan mudah di Belanda dengan perlawanan datang
hanya dari kalangan agama perlu diperjelas lebih lanjut. Nyatanya,
perlawanan terhadap Darwinisme juga datang dari golongan akademik dan tidak semua kalangan agama menolak Darwinisme. Tanpa keberatan kaum liberal modernis menerima Darwinisme. Dua tokoh penting dari gerakan neo-Calvinisme di Belanda, Abraham Kuyper dan Herman Bavinck, juga menerima evolusi sebagai suatu
fakta walaupun mereka menolak paham Darwinisme. Kesimpulan
Bulhof di atas tidak seharunya dimengerti sebagai pertentangan
antara iman dan ilmu. Perlawanan yang sesungguhnya bukan perlawanan antara iman dan ilmu, tapi antara dua macam worldviews
yang saling bertolak belakang. Inilah yang menyebabkan tidak semua
ilmuwan juga menerima Darwinisme. Menarik untuk diamati bahwa
generasi kedua dari gerakan neo-Calvinisme di Belanda (misalnya,
Valentine Hepp) menolak semua bentuk evolusi. Beberapa alasan
yang mencoba untuk menjelaskan diskontinuitas antara kedua
generasi neo-Calvinisme ini juga akan diberikan di dalam tulisan ini.
Statistik
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2017 VERBUM CHRISTI: JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
hak dipegang jurnal dengan sepengetahuan penulis.