Abstrak
Pengakuan seorang Kristen bahwa citra Allah juga terdapat pada sesamanya merupakan keramahtamahan kristiani yang bersifat politis. Oleh karena bersifat politis, keramahtamahan kristiani bukanlah mengusung mentalitas kami dan mereka yang mana kami diidentikkan sebagai korban dan mereka dilabeli penindas. Mentalitas ini diidentifikasi oleh banyak sarjana sebagai akar permasalahan dalam berbagai patologi sosial seperti penjajahan, perang, hingga politik identitas yang diamplifikasi oleh para demagog dan pendengung (buzzer) politik. Di sini, duduk persoalan kita mungkin bukan terletak pada kemampuan dalam membedakan kami dan mereka karena mentalitas ini memang inheren. Namun, kita—sebagai citra Allah—mungkin, pertama-tama dan terutama, telah gagal mencinta.
Unduhan
Referensi
- Bretherton, Luke. Christ and the Common Life Political Theology and the Case for Democracy. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 2019.
- Brueggemann, Walter. “’In the Image of God’ … Pluralism.” Modern Theology 11, no. 4 (1995): 455–69. https://doi.org/10.1111/j.1468-0025.1995.tb00076.x.
- Habermas, Jürgen. Between Naturalism and Religion. Diterjemahkan oleh Ciaran Cronin. Cambridge & Malden: Polity Press, 2014.
- Habermas, Jürgen, dan Joseph Ratzinger. The Dialectics of Secularization: On Reason and Religion. San Fransisco: Ignatius Press, 2006.
- Walsh, Brian J., dan Richard Middleton. Visi yang Mengubahkan. Surabaya: Momentum, 2020.