Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Artikel
Diterbitkan: 2024-11-26

Pengudusan Gereja: Melihat Kembali Atribut Gereja yang Kudus

STT Reformed Injili Internasional Indonesia
##plugins.generic.jatsParser.article.authorBio##
×

Pranazabdian Waskito

Pranazabdian Waskito adalah mahasiswa yang sedang menempuh Program Magister Teologi STT Reformed Injili Internasional, Jakarta.

Eklesiologi Atribut Gereja Gereja yang Kudus

Abstrak

Artikel ini hendak menyajikan gagasan tentang cara melihat atribut gereja yang kudus. Tujuan tersebut dilatarbelakangi adanya kesalahpahaman mengenai kekudusan gereja yang berkait dengan keberadaan gereja di dalam dunia. Keberadaan tersebut memunculkan anggapan bahwa gereja memiliki keberdosaan dan kelemahan. Pandangan ini dapat membuat atribut kekudusan gereja menjadi samar. Dalam rangka menjawab latar belakang persoalan, penulisan ini menggunakan metode analisis isi telaah literatur. Penulis menemukan bahwa atribut gereja yang kudus tidak dapat dibenturkan dengan realitas gereja yang mengembara di dunia dengan kelemahan dan dosa yang dilakukan umat-Nya. Dimensi-dimensi eklesiologis dapat membantu untuk menyingkapkan cara memandang kekudusan gereja. Atribut gereja yang kudus tetaplah kudus karena terkait dengan tindakan Allah yang menguduskan gereja-Nya.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

  1. Adiprasetya, Joas. Berteologi dalam Iman: Dasar-Dasar Teologi Sistematika-Konstruktif. Jakarta: BPK Gunung Mulia: 2023.
  2. Allison, Gregg R. Sojourners and Strangers: The Doctrine of the Church. Penyunting John Feinberg. Wheaton, IL: Crossway, 2012.
  3. Avis, Paul. “Introduction of Ecclesiology.” dalam The Oxford Handbook of Ecclesiology, 1-30. Oxford: Oxford University Press, 2018.
  4. Bavinck, Herman. Reformed Dogmatics, vol. 4: Holy Spirit, Church, and New Creation. penyunting John Bolt, terj. John Vriend. Grand Rapids, Michigan: Baker Academic, 2003.
  5. Berkhof, Louis Systematic Theology New Combined Edition. Pendahuluan oleh Richard A. Muller. Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1996.
  6. Calvin, John. Institutes for Christian Religion. Penyunting John T. McNeill, diterjemahkan oleh Ford Lewis Battles. Louisville, Ky. London: Westminster Press, 1960.
  7. Kristanto, Billy. Ecclesiology in Reformed Perspective. Eugene OR: Pickwick Publications, 2022.
  8. Lennan, Richard. “Karl Rahner.” dalam The Oxford Handbook of Ecclesiology, 431-448. penyunting Paul Avis, 431-448. Oxford: Oxford University Press, 2018. https://doi.org/10.1093/oxfordhb/9780199645831.013.8.
  9. Miller, Randolph Crump. “Some Weakness and Resources of the Christian Chruch.” The Journal of Religious Thought 4, no.1 (1947): 16-33.
  10. Nueseel, Friedericke. “Wolfhart Pannenberg.” dalam The Oxford Handbook of Ecclesiology, penyunting Paul Avis, 487-504. Oxford: Oxford University Press, 2018. https://doi.org/10.1093/oxfordhb/9780199645831.013.26
  11. Rahner, Karl. “The Church of Sinners.” Cross Currents 1, no. 53, (1951): 64-74.
  12. Van der Kooi, Cornelis dan Gijsbert Van den Brink. Christian Dogmatics: An Introduction. Grand Rapids. Terjemahan oleh Reinder Bruinsma dengan James D. Bratt. Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 2017.
  13. Van Niftrik, G. C. dan Boland, B.J. Dogmatika Masa Kini. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015
  14. Volf, Miroslav. “The Church’s Great Malfunctions,” Christianity Today (Oktober 10, 2006): 108-113.

Cara Mengutip

Waskito, P. (2024). Pengudusan Gereja: Melihat Kembali Atribut Gereja yang Kudus. Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili, 11(2), 143–157. https://doi.org/10.51688/VC11.2.2024.art3