Abstrak
Kenikmatan akan keindahan artistik jarang dianggap kudus dan sakral dalam kebudayaan sekuler kita. Keilahian dan kesalehan dianggap sebatas iman personal; sementara seni sebagai suatu bahasa universal akan kenikmatan manusia. Hegel mencoba untuk menampilkan keilahian, "Allah," dan agama dengan cara yang dapat diterima oleh orang-orang sekular sejamannya dan masyarakat deistik-romantik dengan mensekularkan tiga hal ini. Sekalipun terdapat sisa-sisa dari gambaran klasik kekristenan akan Allah sebagai pencipta dan penopang segala sesuatu, tetapi gambaran sekuler akan Allah ini memiliki banyak permasalahan yang tak dapat dibereskan di banyak tempat, dalam konsep Hegel akan keilahian dan "Allah yang sekuler." Itu sebabnya upayanya untuk membawa "spiritualitas" ke dalam diskusi akan seni dan keindahan harus dikritik dari perspektif dari Teologi Jonathan Edwards mengenai kemuliaan Allah. Dari perspektif kedua raksasa ini, perenungan akan seni, keindahan dan spiritualitas di dalam tren kekristenan yang populer di jaman kita perlu ditelaah.?