Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Artikel
Diterbitkan: 2017-09-06

ALLAH DAN SENI MENURUT PEMIKIRAN GEORG WILHELM FRIEDRICH HEGEL DAN JONATHAN EDWARDS

Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Internasional
seni absolut abstraksi Hegel Edwards ad intra ad extra.

Abstrak

Kenikmatan akan keindahan artistik jarang dianggap kudus dan sakral dalam kebudayaan sekuler kita. Keilahian dan kesalehan dianggap sebatas iman personal; sementara seni sebagai suatu bahasa universal akan kenikmatan manusia. Hegel mencoba untuk menampilkan keilahian, "Allah," dan agama dengan cara yang dapat diterima oleh orang-orang sekular sejamannya dan masyarakat deistik-romantik dengan mensekularkan tiga hal ini. Sekalipun terdapat sisa-sisa dari gambaran klasik kekristenan akan Allah sebagai pencipta dan penopang segala sesuatu, tetapi gambaran sekuler akan Allah ini memiliki banyak permasalahan yang tak dapat dibereskan di banyak tempat, dalam konsep Hegel akan keilahian dan "Allah yang sekuler." Itu sebabnya upayanya untuk membawa "spiritualitas" ke dalam diskusi akan seni dan keindahan harus dikritik dari perspektif dari Teologi Jonathan Edwards mengenai kemuliaan Allah. Dari perspektif kedua raksasa ini, perenungan akan seni, keindahan dan spiritualitas di dalam tren kekristenan yang populer di jaman kita perlu ditelaah.?

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Cara Mengutip

Pardede, J. (2017). ALLAH DAN SENI MENURUT PEMIKIRAN GEORG WILHELM FRIEDRICH HEGEL DAN JONATHAN EDWARDS. Verbum Christi: Jurnal Teologi Reformed Injili, 1(2), 377–408. https://doi.org/10.51688/vc1.2.2014.art6